Jumat, 22 Februari 2019

MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

BAB VII
MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Antara lain mengenai kemampuan melihat peluang, kemampuan untuk menghadapi resiko, mengetahui bagaimana cara menghadapi dan menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis, serta bagaimana cara agar mampu menciptakan inovasi – inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Untuk memulai usaha, modal awal untuk memulai usaha memang merupakan hal utama yang harus dipikirkan. Namun selain itu, tentu masih banyak hal lain yang tidak dapat terlepas dari bagian memiliki usaha. Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk mencapainya, tidak harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan perusahaan. Banyak pelaku bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.
Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk mencapainya, tidak harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan perusahaan. Banyak pelaku bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.Untuk mendapatkan keuntungan, tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau paling tidak minimal balik modal.
Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik, terutama strategi dalam menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk meningkatkan skala perusahaan menjadi cakupan yang lebih besar (scale up).Untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu sudah mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya berdasarkan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya produksi. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya, biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan kalkulasi yang akurat ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya keuntungan bisnis yang diharapkan.

Berikut ini akan dibahas secara mendalam mengenai biaya produksi. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam perhitungan biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, cara melakukan perhitungan biaya produksi, serta ulasan-ulasan lainnya mengenai biaya produksi yang disertai contoh.  
Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.

Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut; (1) Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi;(2) Bahan – bahan pembantu atau penolong;(3) Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur;(4) penyusutan peralatan produksi;(5) Uang modal, sewa;(6) Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi;(7) Biaya pemasaran seperti biaya iklan;(8) Pajak

Jenis-jenis Biaya Produksi
  Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
 1. Biaya bahan baku ( direct material Cost )
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung ( direct labour cost ) Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik ( factory overhead cost ) Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu : 1. Biaya bahan penolong 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 5. Biaya listrik dan air pabrik 6. Biaya asuransi pabrik 7. Operasi lain-lain
Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.

Biaya Produksi dan Biaya non Produksi
Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.

Teori Biaya Produksi Oleh Adam Smith
Lakukan Perhitungan dan Kontrol Biaya Produksi.
Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya adalah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi.

1. Analisa Biaya Produksi
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.

2. Buat Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :
1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik.
3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi.
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produk yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu;
1. Faktor Sumber Daya Alam
2. Faktor Sumber Daya Manusia ( Tenaga Kerja Manusia)
3. Faktor Sumber Daya Modal
4. Faktor Sumber Daya Pengusaha
Meminimumkan Biaya Produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata – rata atau Average Cost (AC). Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut; (1) Tingkat produksi yang ingin dicapai; (2) Sifat dari pilihan kapasitasnpabrik yang tersedia. Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.

4 komentar: